Rabu, 25 Januari 2012

Penderitaan


Bacaan: Roma 8:26-30

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan ...- Roma 8:28


Mengapa orang saleh macam Ayub harus kehilangan segala-galanya? Ishak sudah belajar untuk mengalah terhadap orang-orang Filistin yang merebut sumur yang telah digalinya, namun mengapa seakan Tuhan tidak menolongnya sehingga berulangkali sumur yang telah digalinya selalu direbut oleh orang lain? Mengapa Tuhan membiarkan Yusuf diperlakukan tidak baik oleh kakak-kakaknya? Mengapa perempuan cantik dan bijak seperti Abigail harus mendapatkan suami jahat dan bebal macam nabal? Mengapa beberapa orang Kristen harus mati martir karena imannya kepada Yesus? Mengapa orang Kristen menderita? Mengapa penyakit kita tak kunjung sembuh? Mengapa usaha kita mengalami kebangkrutan. Bukankah Tuhan berjanji akan menjadi gunung batu dan perlindungan bagi kita? Tetapi nyatanya kita tetap saja mengalami penderitaan. Dimanakah janji Tuhan? Hati kita lebih gundah ketika melihat orang fasik justru terlihat begitu beruntung dibandingkan dengan kita. Mereka seakan makin kaya dan makin sukses saja, sementara kita justru semakin merosot dan berada dalam titik paling rendah. Dimanakah terletak keadilan Tuhan? Mengapa orang baik menderita?
Ini sekelumit pertanyaan yang kita ajukan saat Tuhan mengijinkan penderitaan datang dalam kehidupan kita. Saat-saat itulah kita begitu mudah tergoda untuk meragukan kasih dan kesetiaan Tuhan. Hati kitapun berontak. Tidak sanggupkah Tuhan menolongku? Kalau Dia memang sanggup untuk menolong, mengapa keadaan kita tidak juga berubah? Apakah Tuhan meninggalkan kita...
Saat Tuhan mengijinkan penderitaan datang dalam hidup kita, percayalah bahwa di balik semuanya itu ada rencana Tuhan yang indah bagi kita. Yang perlu kita lakukan adalah mempercayai bahwa Tuhan tetap turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihiNya. Jangan terburu-buru untuk bertanya dimana keadilan Tuhan, sebaliknya kita memiliki sudut pandang baru bahwa penderitaan yang kita alami justru akan mendekatkan kita kepada rencanaNya. Yang menjadi berita penghiburan bagi kita, kita tidak menanggung semuanya itu sendiri. Tuhan selalu memberi kekuatan kepada kita agar kita cakap menanggung segala perkara bersamaNya.

Di balik langit kelam yang hitam pekat, tersembunyi secercah matahari yang siap menghangatkan.


Sumber  : Renungan Spirit


Facebook  : Youth GAI CIPAYUNG
Follow us  : @Youth_GAICipayu

Rabu, 04 Januari 2012

Rasa Takjub


Bacaan: Mazmur 66:1-20

Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatanNya ... - Mazmur 66:5


Selama tiga dekade Abee hanya melihat kegelapan. Ia tidak pernah melihat indahnya pelangi seperti yang diceritakan banyak orang. Ia tidak pernah melihat kerlip bintang pada waktu malam yang selalu menjadi inspirasi bagi seorang penyair untuk menuliskan keindahan. Bunga yang warna-warnipun hanya menjadi “kata orang”, ia tidak pernah melihatnya sendiri. Begitu menyedihkan orang yang buta sejak lahir. Namun sekarang kita akan segera melihat senyumannya. Dokter bedah mata sudah mengoperasi matanya dan ia segera melihat apa yang selama ini diceritakan banyak orang kepadanya. Rasa takjub yang tak pernah henti! Ternyata indahnya pelangi, bunga yang berwarna-warni atau kemilau bintang di malam hari jauh lebih indah dari apa yang diceritakan banyak orang. Rasanya tak pernah bosan untuk melihat dan mengagumi apa yang dilihatnya.
Berbeda dengan reaksi yang kita tunjukkan saat melihat keindahan alam. Bagi kita indahnya pelangi atau indahnya bunga di taman menjadi begitu biasa bahkan kita sudah tidak memiliki rasa takjub lagi akan semuanya itu. Mengapa? Karena bagi kita semuanya itu sudah menjadi begitu biasa. Bukankah benar pernyataan ini? Jika sesuatu sudah menjadi biasa, hal itu akan menurunkan tingkat kekaguman kita kepadanya.
Hubungan kita dengan Tuhan juga kurang lebih seperti itu. Seandainya kita menganggap Tuhan sudah menjadi begitu biasa, kedatanganNya biasa, penderitaanNya biasa, pengorbananNya biasa bahkan kemuliaanNya biasa, maka tingkat kekaguman kita akan semakin menurun. Jangan buat anugerah Tuhan dan semua yang Tuhan buat dalam kehidupan kita menjadi biasa. Jika kita melakukan hal itu, percayalah, hati kita akan selalu takjub dengan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Hal-hal sederhana yang tiap saat kita alami akan menimbulkan rasa takjub yang begitu mendalam seandainya kita melihat semuanya itu sebagai wujud kasih sayang Tuhan kepada kita. Mulut kita tak pernah berhenti untuk mengucap syukur atas kasih setia dan kebaikanNya. Itu sebabnya biarlah kita mau punya sikap seolah-olah kita ini seorang Abee yang melihat keindahan untuk pertama kalinya, rasa takjub yang tak pernah hilang...

Jika sesuatu sudah menjadi biasa, maka itu akan menurunkan tingkat kekaguman kita terhadapnya.

Sumber  : www.renungan-spirit.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Visitors

free counters
Free counters
No Rek : Nomer Rekening
A/N : Nama Anda

VISITORS ON THIS BLOG