Rabu, 30 November 2011

Menerima yang Buruk ?


Bacaan: Ayub 1-2:10

...Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?... - Ayub 2:10


Di saat kita mengalami peristiwa-peristiwa buruk dalam hidup, biasanya kita cenderung bersikap protes dan tidak dapat menerimanya dengan sukacita. Kita bertanya pada Tuhan, ”Mengapa semuanya ini Kau biarkan terjadi?” Apalagi jika tidak ada kesalahan yang kita lakukan yang setimpal dengan semua “hukuman” ini. Kita memprotes Tuhan dengan berkata, ”Ini tidak adil...”
Kadangkala kita merasa bahwa hidup ini tidak adil bagi kita. Lalu apakah kita pantas memprotesnya kepada Tuhan? Ayub pernah mengalami hal yang sama sekali tidak adil. Dia seorang yang benar bahkan Tuhan pun memuji kesalehannya. Tidak ada kesalahan yang diperbuatnya hingga “hukuman” bertubi-tubi datang dalam hidupnya. Anak-anaknya tewas dalam sekejap, harta kekayaannya habis sama sekali dengan cara yang tak dapat dipercaya, dan tiba-tiba seluruh tubuhnya dipenuhi penyakit yang memalukan dan menyiksanya. Tetapi apa yang dikatakan Ayub sebagai reaksi pertamanya terhadap semua kejadian itu sungguh sangat luar biasa. Saya percaya bahwa hikmat Allah yang menuntun bibirnya untuk mengucapkan kata-kata ini, “Apakah kita hanya mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”
Bila Anda seorang isteri atau suami, maukah Anda diperlakukan sedemikian oleh pasangan Anda? Isteri Anda hanya mau hidup bersama-sama dengan Anda bila semua keinginannya terpenuhi. Di saat Anda kena PHK atau terbaring tak berdaya di rumah sakit, ia meninggalkan Anda. Atau bayangkan bila suami Anda hanya mencintai Anda bila tubuh Anda masih seksi. Saat Anda sudah melahirkan anak-anak baginya dan tidak memiliki tubuh yang indah lagi, ia mencampakkan Anda dan mencari wanita lain untuk memuaskan keinginannya.
Bukti kasih kita kepada seseorang akan terbukti di saat kita harus melewati masa-masa yang tidak menyenangkan. Anda tidak akan pernah mengetahui kesetiaan pasangan Anda bila tidak ada ujian yang tidak menyenangkan terjadi dalam hidup Anda. Demikian pula Allah harus mencari tahu apakah kita benar-benar mengasihi-Nya dalam segala keadaan dengan memberikan kita ujian-ujian kehidupan. Kebangkrutan, penolakan, kehilangan, dan penderitaan lainnya hanyalah cara Allah untuk mengetahui isi hati kita yang sebenarnya./Silvie
Tuhan mengijinkan penderitaan terjadi hanya untuk mengetahui isi hati kita yang sesungguhnya.

GBU..

Sumber : www.renungan-spirit.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Visitors

free counters
Free counters
No Rek : Nomer Rekening
A/N : Nama Anda

VISITORS ON THIS BLOG