
Bacaan: Amsal 15 : 12-15
Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak. - Amsal 15:12
Suatu kali ketika sedang mencuci piring, tangan saya terluka. Bukan karena pecahan piring atau gelas yang retak. Penyebabnya sepele, bahkan tidak pernah saya duga sebelumnya. Luka yang saya alami terjadi hanya karena sebutir nasi. Ya, sebutir nasi sisa yang mengeras dan dibiarkan begitu saja karena saya lupa untuk merendam tempat bekas nasi itu sebelum mencucinya. Nasi yang sebelumnya lembut dan enak dimakan bisa menjadi begitu keras hingga sanggup meninggalkan luka di tangan saya.
Demikian juga dengan hati manusia. Kata orang, “Hati manusia siapa yang tahu?”. Betul juga pendapat itu. Orang yang biasanya baik hati dan lemah lembut bisa menjadi keras hati jika ada akar pahit yang tidak segera diselesaikan. Permasalahan yang tidak tuntas, sakit hati yang tidak segera diobati, kesalahan yang tidak diampuni, bila dibiarkan lama-kelamaan bisa menyakiti baik diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu Tuhan tidak mengijinkan amarah yang berlarut-larut, jangan biarkan matahari terbenam sebelum padam amarahmu.
Hati yang keras bukan hanya hati yang tidak mau mengampuni dan menyimpan permasalahan hingga berlarut-larut saja. Hati yang keras juga berarti hati yang tidak mau mendengarkan apalagi memperhatikan peringatan-peringatan dari Tuhan. Hati yang keras membuat kita membiarkan begitu saja suara Roh Kudus, hingga lama-kelamaan kita menjadi tidak peka akan suara Tuhan.
Begitu berbahayanya hati yang mengeras. Oleh karena itu jangan biarkan hati kita menjadi keras. Jangan tunggu sampai hati yang keras itu menyakiti orang lain dan diri kita sendiri, apalagi menyakiti hati Tuhan. Siramilah hati kita dengan kelembutan. Berikan pengampunan untuk orang yang menyakiti kita. Miliki kelembutan hati saat menerima Firman Tuhan. Miliki kelembutan hati saat mendengar suara dan bimbingan Roh Kudus yang menuntun hidup kita.
Kekerasan hati hanya akan melukai diri kita sendiri...??
From : Renungan Spirit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar